Entah apa yang ada di pikiran para juri Oscar sehingga film animasi pertama besutan Steven Spielberg ini tidak masuk dalam daftar Best Animated Feature Film di tahun 2012 ini. Pemikiran mereka sungguh berbeda jika dibandingkan dengan hasil pengumuman ajang Golden Globe ke-69 yang dilangsungkan pada tanggal 15 Januari 2012 yang berhasil mentasbihkan film yang diangkat dari komik legendaris asal Belgia ini sebagai Best Animated Feature Film yang mengalahkan saingannya sepertiArthur Christmas, Cars 2, Puss in Boots dan Rango. Untuk menghibur, film animasi CGI ini pun mendapatkan satu nominasi saja, yaitu Best Original Score setelah juri Oscar menilai bahwa sang komposer langganan Spielberg, John Williamspantas untuk dimasukkan dalam daftar tersebut.
Film ini mengalami perjalanan yang sangat panjang sebelum ditampilkan ke layar lebar. Semulanya bermula saat Spielberg kelar menyelesaikan babak pertama dari trilogi petualangan Indiana Jones; Raiders of the Lost Ark di tahun 1981. Saat Spielberg membaca ulasan film yang membandingkan film yang baru saja dirampungkannya dengan komik Tintin, dirinya pun penasaran dengan Tintin ini. Untuk mengobati rasa penasarannya, Spielberg pun mendapatkan salinan komik Tintin dalam bahasa Perancis dari sekretarisnya. Tak butuh waktu lama bagi Spielberg untuk jatuh cinta dengan tokoh rekaan komikus asal Belgia bernama Hergé ini. Dengan segera, Spielberg menjadi penggemar kisah petualangan-petualangan Tintin. Karena tertarik, Spielberg pun tertarik untuk memfilmkannya. Hergé yang cukup kecewa dengan versi live action dan film kartun yang telah dibuat sebelumnya ini antusias ketika mengetahui niat Spielberg tersebut. Menurutnya, jika kisah Tintin dikerjakan oleh Spielberg maka hasilnya akan luar biasa. Hergé sendiri merupakan penggemar Spielberg.
Selama proses pembuatan sekuel pertama Indiana Jones di London pada tahun 1983, Spielberg pun menjadwalkan bertemu dengan Hergé. Namun sayangnya, Hergé keburu menutup usianya di minggu tersebut. Untungnya janda Hergé pun memberikan hak cipta Tintin pada Spielberg dan studio Universal selaku distributornya. Naskah awal yang bercerita tentang perselisihan Tintin dengan para pemburu gading gajah di Afrika tidak begitu memuaskan Spielberg. Akhirnya, Spielberg memutuskan melanjutkan membuatIndiana Jones and the Last Crusade yang mana merupakan penutup trilogi petualangan tokoh yang selalu mengenakan topi fedora ini. Hak cipta Tintin pun dikembalikan pada Hergé Foundation. Saat itulah, pihak Warner Bros. dikabarkan melakukan negosiasi untuk mendapatkan hak ciptanya tetapi akhirnya gagal setelah tak bisa menjamin Hergé Foundation bahwa mereka akan membuat Tintin seperti visi yang pernah digambarkan oleh Spielberg.
Di tahun 2001, proyek Tintin ini kembali mencuat setelah Spielberg mengungkapkan ketertarikannya kembali untuk merealisasikan film Tintin. Dikabarkan bahwa Spielberg berniat menjadikannya sebagai sebuah trilogi berdasarkan 6 kisah petualangan Tintin seperti di komiknya. Film ini direncanakan akan dibuat dalam versi live-action sehingga Spielberg menghubungi Peter Jackson untuk meminta perusahaan Jackson yaitu Weta Digital untuk menciptakan Snowy dalam bentuk CGI. Jackson yang telah menggunakan teknologi motion-capture dalam trilogi The Lord of the Rings dan King Kongmemberikan saran bahwa sebaiknya Tintin dibuat dengan menggunakan teknologimotion-capture yang merupakan spesialisasinya tersebut untuk menciptakan dunia Tintin agar unsur yang ada di komiknya tidak hilang. Spielberg yang punya kebiasaan mengambil adegan filmnya secara tradisional pun menjadi tertarik dan tak keberatan melakukannya secara digital. Memang tidak salah pemilihan motion-capture sebagai media Steven Spielberg dalam menghidupkan sosok Tintin di layar lebar karena dengan teknologi inilah sang sineas bebas berkreasi dala menciptakan adegan yang rasanya mustahil untuk dilakukan bila menggunakan format live-action. Beberapa contoh di antaranya seperti adegan penyelamatan Kapten Haddock terhadap mesin pesawat yang kehabisan bahan bakar, usaha Tintin dalam mendapatkan lembaran-lembaran perkamen yang dibawa terbang oleh burung elang milik Sakharine, atau kecerdikan Snowy saat berusaha menyelamatkan tuannya yang diculik dan dibawa ke kapal Karaboudjan.
Mei 2007, kerjasama antara Steven Spielberg dan Peter Jackson diumumkan. Untuk naskahnya, ditunjuklah Steven Moffat, Edgar Wright dan Joe Carnish. Proses persiapan pun dilakukan di bulan Maret 2008. Universal yang dulunya tertarik untuk mendistribusikan Tintin akhirnya mundur untuk memproduksi bersama film ini karena berkaca dengan kurang suksesnya Beowulf dan Monster House yang sama-sama merupakan film animasi CGI. Mundurnya Universal membuat Sony menggantikan posisi tersebut dan bersedia mendanai bersama film itu sebanyak dua film Tintin saja. Meskipun demikian, Jackson mengutarakan bahwa film ketiga tetap akan dibuat. Setelah mendapatkan lampu hijau dari pihak studio, syuting pun dimulai pada 26 Januari 2009. Pengambilan gambar akhirnya rampung 32 hari kemudian, tepatnya di bulan Maret 2009. Film pertama Tintin ini sedianya akan rilis perdana pada tahun 2010, namun akhirnya kemudian diundur menjadi tahun 2011.
The Search of Red Rackham’s Treasure
The Secret of the Unicorn ini mengambil cerita pada 3 kisah petualangan Tintin di komiknya: The Crab with the Golden Claws (1941), The Secret of the Unicorn (1943), dan Red Rackham’s Treasure (1944). Secara tak sengaja, seorang wartawan bernama Tintin dan Snowy, anjingnya yang setia menemukan sebuah replika kapal layar bertiang tiga; Unicorn yang dijual di sebuah pasar. Tintin pun membeli replika tersebut dengan harga murah. Tanpa disadari Tintin, rupanya replika itu menyimpan sebuah rahasia besar dan beberapa orang rela melakukan apa saja untuk mendapatkan replika tersebut. Tanpa sengaja Tintin mengetahui rahasia tersebut, namun replika yang dibelinya itu lenyap. Setelah melakukan penelusuran, Tintin mendapati bahwa replika yang dimilikinya itu bukan cuma satu-satunya karena masih ada dua replika yang serupa yang sama-sama menyimpan rahasia besar. Tintin kemudian diculik oleh anak buah Sakharine; orang yang menginginkan replika milik Tintin. Tintin dinaikkan ke sebuah kapal barang bernama Karaboudjan. Di kapal tersebut, Tintin berkenalan dengan Kapten Haddock, sang pemimpin kapal yang telah dikhianati oleh ABK-nya akibat pengaruh dari Sakharine. Si Kapten ini gemar mengucapkan kata sumpah-serapah. Sama seperti Tintin, Haddock juga adalah tawanan Sakharine. Namun berkat kecerdikan Tintin dan Snowy, ketiga-tiganya berhasil kabur dari Karaboudjan dengan menggunakan sekoci.
Sakharine yang rupanya memerlukan Haddock hidup-hidup tidak menyerah begitu saja. Dengan menggunakan pesawat, Sakharine mengejar Tintin dan Kapten Haddock yang terdampar di tengah lautan. Dengan nasib yang sedang beruntung, Tintin berhasil menguasai pesawat dan mengarahkannya ke tujuan Sakharine yaitu pelabuhan Bagghar, Maroko. Rupanya replika lainnya berada di sana dan Sakharine berniat untuk mencurinya. Setelah penyelidikan lebih lanjut, ternyata replika itu sengaja dibuat oleh Sir Francis Haddock, leluhur Kapten Haddock yang isinya berisi petunjuk menuju ke lokasi rahasia tempat harta Red Rackham tenggelam bersama Unicorn. Dibantu oleh kedua detektif kikuk, Thomson dan Thompson, mereka bahu-membahu untuk menemukan lokasi harta tersebut sebelum didahului Sakharine dan orang-orangnya.
The Man Who Created Tintin
Georges Prosper Remi atau yang lebih kondang lewat nama penanya; Hergé dilahirkan pada tanggal 22 Mei 1907 di Etterbeek, Brussels, Belgia. Hergé hingga kini tidak hanya diakui sebagai seorang seniman komik terkemuka asal Belgia saja, namun juga mungkin yang paling dikenal di kancah komik dunia sepanjang masa berkat rangkaian kisah komik petualangan Tintin ciptaannya, yang sepertinya tidak akan habis dilekang masa dan sudah beredar luas serta diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia. Dibesarkan di tengah lingkungan keluarga kelas menengah, sejak kecil Remi sudah menunjukkan ketertarikannya pada bidang kepanduan yang nantinya akan berpengaruh secara signifikan pada karakter-karakter ciptaannya.
Salah satu faktor penentu jalan hidupnya juga disebabkan perasaan bosan pada lingkungan tempat dia tumbuh. Guna melarikan diri dari kebosanannya tersebut, Remi mencoba mengobatinya dengan cara membaca banyak sekali novel, dalam hal ini karya-karya penulis ternama Inggris maupun Amerika, dan juga dari Perancis. Remi juga menekuni keahlian menggambar sebagai hobinya, membuat berbagai sketsa dan cerita dari kehidupan sehari-harinya. Sosok serdadu Jerman juga berpengaruh pada hasil imajinasinya karena di empat tahun terakhir masa sekolahnya, di Belgia tengah berkecamuk Perang Dunia I dan kala itu Jerman menginvasi Belgia.
Awalnya bertanggung jawab menyediakan gambar ilustrasi untuk majalah Belgian Scouting, pada tahun 1927 Remi mulai bekerja untuk surat kabar pro-konservatif Le XXe Siecle di mana dirinya mengadopsi nama pena “Hergé” yang diambil dari pelafalan bahasa Perancis “RG”, inisial terbalik dari namanya. Di surat kabar inilah, tepatnya pada tahun 1929, dirinya mulai mengarang cerita Tintin, yang diinspirasi dari karakter ciptaannya terdahulu; Totor. Satu tahun setelahnya, pada Januari 1930, Hergé memperkenalkan tokoh baru kreasinya Quick & Flupke; komik strip tentang dua ekor landak dari Brussels.
Bertahun-tahun kemudian, Hergé masih mengarang kisah Tintin hingga berkembang seperti sekarang ini, yang memungkinkan dirinya bisa melancong ke berbagai negara Eropa, Amerika, dan Asia sebelum wafat pada tanggal 3 Maret 1983 di usia 75 tahun, akibat penyakit misterius yang dideritanya selama beberapa tahun, membawa serta babak akhir kisah Tintin terakhirnya; Tintin and Alpha-Art, yang masih belum rampung dikerjakannya. Dikarenakan sumbangsihnya itulah, di negeri asalnya Hergé mendapat penghormatan layaknya seorang pahlawan nasional, hingga ke tahapan di mana dirinya dideskripsikan sebagai gambaran identitas Belgia. Tidak itu saja, hasil karyanya hingga kini masih berpengaruh besar di kancah komik, khususnya di Eropa. Pada tahun 2003, nama Hergé dimasukkan ke dalam daftar The Comic Book Hall of Fame. Sebagai penghormatan bagi pria yang telah melahirkan karakter Tintin, maka di film besutan Steven Spielberg ini, kita bisa melihat penampilan cameo Hergé di awal film saat dirinya menggambar potret Tintin di sebuah pasar, sebelum Tintin menemukan replika kapal Unicorn.
iMDB Rating: 7.7/10
Sutradara: Steven Spielberg
Pengisi Suara: Jamie Bell, Andy Serkis, Daniel Craig, Nick Frost, Simon Pegg
Batas Usia: Panduan orang tua untuk aksi kekerasan, minuman keras, dan kata-kata kasar
Sutradara: Steven Spielberg
Pengisi Suara: Jamie Bell, Andy Serkis, Daniel Craig, Nick Frost, Simon Pegg
Batas Usia: Panduan orang tua untuk aksi kekerasan, minuman keras, dan kata-kata kasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar